SIRAJUDDIN,SST.Par, MT.Par, CEP, CEM, CEE/Founder/Chairman Institut Komitmen Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata Indonesia (Kommppparindo)/Vice President Asia Pacific Institute For Events Management( APIEM) UK/ Dosen Poltekpar Lombok
Perlu ada Workshop pemahaman pariwisata secara, utuh, integral sistematis terkait pemahaman pejabat terhadap pengelolaan suatu destinasi wisata antar daerah apalagi yang melakukan aktifitas wisata para pelaku wisata yg memberi dampak spy memiliki nama besar.
Kejadian di Kawasan Ekas Lotim memberikan gambaran bahwa insight pejabat terkait bahwa Pariwisata tanpa batas perlu kita berikan wawasan yang kuat tentang pentingnya memahami pariwisata, apalagi dilakukan oleh mereka yang memiliki kapasitas mempromosikan destinasi wisata baru, tour guide, tour Leader, Surfer, Transportasi, komunitas adalah Perintis hadirnya hadirnya nama besar suatu destinasi wisata.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pantai Pink Lotim, Pantai Pink Bima, pantai Pink Labuan Bajo, Gili, Senggiggi, Sanur, Benoa, Labuan Bajo, Komodo, Mandalika Loteng diawali para para guide, Biro perjalanan, Transport dan wisatawan yang memberi dampak sejak perjalanan wisata pertama di Bali Tahun 1920 di mulai di Bali sampai sekarang selalu diawali dari para pelaku wisata seperti ini .
Adanya peran mereka seharusnya dibayar mahal dan di dukung dan diberi penghargaan karena merekalah yang banyak berjuang di tempat wisata baru sehingga itu terkenal sebelum masuk investor.
Maka dari itu, diperlukan pemahaman yang kuat oleh pejabat atau siapa pun tentang pariwisata dan kita berharap masyarakat tidak mudah menerima semua hal yang tidak benar tentang pariwisata yang di berikan oleh orang2 tidak punya rekam jejak dalam science dan pengalaman di bidang pariwisata. Banyak pihak yang baru terjun di pariwisata yang merusak citra pariwisata sehingga dianggap sama di daerah lain.
Sejarah Pariwisata di Bali, Jogja, Jatim, NTT misalnya suatu destinasi wisata di Nusa Penida Bali , Pantai Melasti Bali, Juga peran mereka semua untuk memperkenalkan destinasi baru sehingga terkenal .
Saran saya sebaiknya pejabat daerah memberikan rasa aman, nyaman dan dukungan pada semua pelaku wisata yang yang hadir. Kita hargai peran mereka . Oleh Karena itu, perlunya pejabat/ bupati /Walikota / Kadispar yang baru di daerah – daerah di Indonesia supaya saling suport antar batas wilayah dan destinasi dan mereka diberikan pelatihan dan pemahaman dasar- dasar terkait pariwisata dan event serta memberikan Hospitality terbaik .
Sebaiknya pihak2 paham betul toh pariwisata ada rasa aman, keramahan tentang pariwisata.
Berbicara pariwisata adalah bicara Hospitality, bicara ilmu Kepariwisataan dan
Industri pariwisata adalah legalisasi setiap orang berbicara pariwisata harus kita lihat rekam jejak dan keilmuan spy tidak salah dalam interpretasi setiap ada aktifitas pariwisata.
Tidak semua orang berhak berbicara Kepariwisataan tanpa rekam jejak pendidikan Kepariwisataan sebagai SIM berbicara dan aktifitas di Sektor Pariwisata. Sudah saatnya setiap orang memiliki alat ukuran yang jelas ketika memberikan justifikasi Kepariwisataan dan keilmuan betul- betul orang kompeten dan memiliki kapasitas dalam Kepariwisataan baik skala nasional dan international. Hal ini penting agar tidak kesalahaman dalam berbagai kegiatan Kepariwisataan.