Ketikjari.com – Peringati Hari Gerakan Satu Juta Pohon,Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi NTB mengadopsi 100 pohon dari Portir Indonesia Internasional dan langsung menanamnya di destinasi wisata Savana Bale Tepak, di dalam kawasan Bendungan Batu Jai, Lombok Tengah.Rabu (10/01).
Adapun jenis pohon yang ditanam antara lain; flamboyant, Palm, dan Mahoni yang menurut pihak Portir Indonesia Internasional sebagai jenis jenis pohon yang cocok untuk lokasi tersebut.
Ketua BPPD NTB, Baiq Ika Wahyu Wardani yang secara langsung terlibat pada kegiatan penanaman tersebut menjelaskan pentingnya peran pohon sebagai sumber kehidupan dan fungsinya sebagai penjaga keseimbangan alam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Menanam sebatang pohon adalah menanam sebuah harapan hidup untuk kita di masa kini dan kehidupan yang lebih baik bagi generasi kita yang akan datang”. Kata Baiq Ika.
“Pohon tidak hanya vital untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia, tetapi juga untuk keseimbangan ekosistem di seluruh semesta.” Tambahnya.
Maya Yuliana Soeripto, Ketua Umum Portir Indonesia Internasional juga menjelaskan akan pentingnya peran pemerintah dalam mengedukasi, mendorong dan menggerakkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan, alam dan hutan, mengingat Indonesia adalah paru paru dunia.
Terkait pemberlakuan sistem adopsi, Maya menjelaskan bahwa tujuannya untuk membangun rasa kepedulian adopter terhadap setiap pohon yang diadopsi.
“Setiap pohon yang diadopsi dilabeli harga mulai dari Rp. 10.000 per bibit pohon, dan Rp. 100.000 per pohon dengan ukuran diatas 1.5 meter. Harga itu sudah termasuk biaya pemeliharaan dan perawatan oleh tim Portir Indonesia Internasional.” Jelas Maya.
Sambil menutup kegiatan dengan berswafoto, Ketua BPPD NTB, Baiq Ika Wahyu Wardani kembali menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam.
“Mari kita jaga alam kita, untuk keberlangsungan hidup kita hari ini dan agar generasi mendatang mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.” Tutup Baiq Ika
Turut hadir dalam kegiatan penanaman pohon tersebut, Perwakilan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS), Perwakilan Dinas Pariwisata NTB, Duta Lingkungan Hidup NTB, Kepala Desa Lajut, Pengelola Wisata Savana Bale Tepak, dan masyarakat sekitar.