Ketikjari.com – Sebuah cerita inspiratif datang dari balik jeruji besi Rutan Praya, di mana sebuah prosesi sakral mengubah hidup seorang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rumah Tahanan Negara Kelas IIB. Pada Kamis (21/03), Cuk Wijaya memutuskan untuk memeluk Islam, menyusul prosesi pengucapan kalimat syahadat yang dipandu oleh Tuan Guru Haji (TGH) Lalu Hadi Faisal.
Dalam suasana yang sarat makna, Cuk dengan tulus mengucapkan, “Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah.” Wajahnya tercermin haru.
Selamat Riadi, Kepala Subseksi Pelayanan Tahanan, turut merasa bahagia atas keputusan Cuk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Alasannya dari hati nuraninya sendiri. Mungkin dia mendapat hidayah ketika melihat teman-temannya menjalankan ibadah dan kegiatan Islam,” ungkapnya.
Sedangkan TGH Lalu Hadi Faisal menegaskan bahwa pengucapan syahadat adalah sebuah janji. Setelah memeluk Islam, Cuk diharapkan akan mendalami ilmu Agama Islam, termasuk tata cara salat, membaca Al-Qur’an, dan ilmu Islam lainnya.
“Semoga tetap istiqomah dalam Islam,” tambahnya dengan penuh doa.
Karutan Praya, Aris Sakuriyadi, menekankan pentingnya keputusan memeluk Islam yang mesti datang dari hati dan bukan sekadar untuk kepentingan pribadi atau modus.
“Menjadi mualaf harus dari hati, tidak dijadikan azas manfaat, dan bukan suatu modus,” tegasnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya kesungguhan dan ketulusan dalam memeluk agama Islam.
Keputusan Cuk Wijaya untuk memeluk Islam adalah bukti bahwa penjara bukan hanya tempat untuk memperbaiki kesalahan, tetapi juga tempat di mana seseorang bisa menemukan hidayah dan perubahan positif yang mendalam dalam kehidupannya.