Memaknai Keberkahan Ramadhan dalam Berbagi Makanan

- Kontributor

Minggu, 30 Maret 2025 - 00:46 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Fahrurrozi . M.Pd.l (Tenaga Pengajar Fakultas Tarbiyah UIN Mataram)

MARI bertanya pada diri sendiri. Kapankah kita merasa nyaman, damai, merasa lebih bermakna dan bahagia? Saya yakin, orang yang sehat akalnya, bersih jiwanya akan menjawabnya, yaitu ketika dia bisa berbagi, memberi dan menolong orang lain. Tapi anehnya, dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendapati orang yang selalu saja ingin meminta dan menerima belas kasihan orang lain.

Padahal, secara materi orang tersebut sudah berlebihan. Dengan kata lain, ada orang yang berlimpah secara materi, tetapi miskin jiwa dan miskin hati. Setiap ada peluang selalu ingin mengambil (taking oriented personality). Bahkan, ada yang tidak segan-segan memperolehnya dengan cara korupsi.Orang yang jiwanya tercerahkan dan terpenuhi oleh syukur, justru kebahagiaan hidupnya diraih dengan banyak memberi sekalipun pemberiannya itu tidak mesti harus berjumlah besar atau banyak. Melalui hal itu, seseorang akan merasa lebih bermakna dan berharga. Pribadi demikian ini lazim disebut sebagai giving oriented personality atau abundant personality, yaitu pribadi yang berlimpah.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Islam sebagai agama samawi atau sebagai agama langit yang diturunkan oleh Alloh SWT, Yang Maha Pencipta dan Maha Mengetahui kebutuhan manusia memberikan resep hidup nyaman dan bermakna sebagaimana konsep di atas. Salah satu cara Alloh SWT dalam mengingatkan dan mengembalikan arah manusia yang sudah berjalan selama satu tahun di dalam menempuh jalan beraneka ragam warnanya, mulai dari ragam yang dikehendaki-Nya (beribadah) maupun ragam yang tidak dikehendaki-Nya (bermaksiat), yaitu mewajibkan hamba-Nya berpuasa penuh di bulan Ramadhan.
Kita ketahui, bahwa nilai dari ibadah puasa bukan sekedar menahan lapar dan dahaga. Tetapi mencoba mengingatkan seorang muslim untuk berbagi rasa tentang bagaimana hidup dalam kekurangan. IsIam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam semesta, mencoba mendidik pemeluknya agar memiliki kesadaran untuk mau berbagi rasa tentang keadaan orang yang mengalami kelaparan dan kekurangan.

Baca Juga :  Kejaksaan Negeri Lombok Tengah Berhasil Selamatkan Kerugian Negara 175.206.982 Milyar Keuangan Desa Bunkate

Ketika nilai dari ibadah puasa itu sudah dimiliki oleh seorang sho’imin atau orang yang mengerjakan ibadah puasa, maka orang tersebut akan memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Bagaimana tidak, salah satu ajaran yang ditekankan dalam pelaksanaan ibadah puasa, selain ibadah vertikal atau ibadah untuk memperbaiki hubungan kita dengan Alloh SWT, seperti memperbanyak membaca al-Qur’an, merutinkan sholat malam atau qiamullaili, berdzikir, beristighfar. Hal lain yang juga harus diperhatikan yaitu memperbaiki ibadah horizontal atau ibadah yang berhubungan dengan sesama manusia seperti memperbanyak sedekah.
Bulan Ramadhan disebut juga syahru muwasah atau bulan bersimpati dan menolong kepada fakir miskin dengan berbagi (bersedekah). Pada bulan Ramadhan seorang muslim dianjurkan untuk memperbanyak sedekah atau berbagi dengan sesama, seperti berbagi takjil atau berbagi makanan untuk berbuka puasa. Hal tersebut sebagai bentuk implementasi dari hadits nabi yang mulia Muhammad SAW. yang artinya: “Dari Zaid bin Khalid Al Juhani bahwa Rasulullah Saw.  bersabda: Barang siapa memberi makan berbuka puasa bagi orang yang berpuasa maka ia mendapat seperti pahala orang-orang yang puasa tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.”

Nilai-nilai kemanusiaan dalam Islam memang sesuatu yang bersifat mutlak. Kemutlakan tersebut berdasarkan atas apa yang menjadi tujuan dari Islam itu diturunkan. Semua aturan yang ada di dalam Islam adalah kebutuhan manusia dengan manusia lainnya dan alam semesta. Bukan atas kebutuhan Alloh SWT sebagai Sang Pencipta, karena Alloh SWT tidak membutuhkan makhluk-Nya atau mengambil keuntungan dari yang Dia ciptakan.
Dengan demikian, sangatlah jelas konsep kita dalam beriman dan berislam. Nilai keimanan sering dikaitkan dengan konsep kita dalam membangun hubungan kemanusiaan kita. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad Saw. yang berbunyi: “kamu semua tidak akan masuk surga sampai beriman, dan tidak (sempurna) keimanan kamu semua sampai saling mencintai diantara kalian.” (HR. Muslim).

Baca Juga :  23 WBP Rutan Praya Jalani Tes Urine,Hasilnya Negatif

Bersedekah termasuk salah satu dari amal utama di bulan yang sangat mulia ini dan memiliki keistimewaan dan kelebihan. Hal ini dapat menjadi motivasi bagi seorang muslim agar menjadi lebih dermawan.

Belajar dari Rasulullah Saw. sebagai manusia paling dermawan. Dimana beliau lebih dermawan ketika berada di bulan Ramadhan. Beliau bersabda, “Shadaqah yang paling utama adalah shadaqah pada bulan Ramadhan.” (HR. al-Tirmidzi dari Anas).
Tidak salah kiranya, ketika konsep bersedekah di bulan ini kita bawa ke ranah implementasi yang lebih luas, yaitu bukan sekedar berakhir pada proses memberi makan untuk orang-orang yang berpuasa. Tetapi lebih dari itu, yaitu memberi makan untuk orang-orang yang sedang menuntut ilmu, sesuai dengan program yang sedang dicanangkan dan dijalankan oleh pemerintah kita yaitu program MBG (Makan Bergizi Gratis).

Belajar dermawan di bulan yang mulia ini semoga bisa dilanggengkan bahkan ditingkatkan setelah kita melewati bulan Ramadhan ini. Mari bersama kita buktikan keberhasilan kita membangun kesadaran tentang arti dari kedermawanan dan kepedulian kepada sesama dengan berikhtiar mensukseskan program pemerintah kita yaitu program MBG (Makan Bergizi Gratis).

Program MBG (Makan Bergizi Gratis) melibatkan banyak pihak, baik dari kalangan pemerintah maupun swasta, baik kelompok maupun personal. Semoga setiap orang yang terlibat dalam program ini tidak hanya memiliki orientasi keduniaan seperti hanya sekedar mencari penghasilan finansial (mengejar gaji atau keuangan) tetapi memiliki orientasi ukhrawi atau berniat untuk ibadah. Melanjutkan nilai-nilai pendidikan yang sudah dijalankan pada bulan Ramadhan, yaitu meningkatkan kualitas kepedulian terhadap sesama dalam wujud berbagi atau bersedekah dengan apapun yang kita miliki, baik dengan pikiran, tenaga ataupun dengan keuangan. Semoga Alloh SWT memberikan kemudahan dalam membiasakan dan menjalankannya, aamiin…
Wallahu a’lamu bishowab.

Berita Terkait

Memahami Bencana Alam Sebagai Sunnatullah
Dr. Agus, M.Si : Kolaboratif Kunci Kesuksesan Program MBG
Meneladani Sikap Cinta Tanah Air Dan Bela Bangsa Dari Rasulullah SAW
Islam Agama Damai : Memahami Perbedaan dalam Menjunjung Persatuan
Ancaman Narkoba bagi Generasi dan Pentingnya Penguatan Internal Keluarga

Berita Terkait

Rabu, 28 Mei 2025 - 07:01 WITA

Wakil Ketua DPRD Lombok Dampingi Uhibbussa’adi Bersama Wabup Terima WTP Ke 11

Selasa, 27 Mei 2025 - 08:44 WITA

Wabup Nursiah : Loteng Raih Opini WTP 13 Kali Berturut – turut

Jumat, 25 April 2025 - 03:12 WITA

Bupati Pathul : Pemkab Loteng Terima Mobil Kebersihan dari Bank NTB Syariah

Jumat, 25 April 2025 - 01:42 WITA

Bupati Pathul Lantik 24 Kades Terpilih

Sabtu, 29 Maret 2025 - 11:53 WITA

Bupati Pathul Resmi Serahkan LKU Tahun 2024

Senin, 17 Maret 2025 - 04:40 WITA

Pemda Loteng Gelar Safari Ramadhan 2025

Rabu, 12 Maret 2025 - 06:24 WITA

Bupati Pathul Buka Musrembang RKPD 2025 Di Kecamatan Praya

Jumat, 21 Februari 2025 - 01:53 WITA

Bupati dan Wakil Bupati Lombok Tengah Resmi Dilantik Presiden Prabowo Subianto

Berita Terbaru

Pariwisata

Tes Potensi Skolastik dan Tes Wawancara SBM-Poltekpar 2025

Jumat, 30 Mei 2025 - 10:43 WITA