Memahami Bencana Alam Sebagai Sunnatullah

- Kontributor

Minggu, 30 Maret 2025 - 00:21 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: TGH. Habib Ziadi Thohir, M.Pd.I (Pengasuh Ponpes Darul Muhibbin Mispalah Praya, Lombok Tengah)

DI negeri ini, bencana alam datang silih berganti tanpa bisa diprediksi kapan datangnya. Hampir semua jenis bencana yang terdaptar dalam kamus pernah mampir di Republik ini. Datangnya pun tak mengenal musim. Tak pelak korban jiwa banyak berjatuhan. Belum lagi kerugian harta ditaksir sampai bermiliaran bahkan triliunan rupiah. Air mata manusia pun tumpah ruah sebagai alamat kesedihan yang mendalam Bila bencana datang, manusia kembali meratap, memelas iba, dan menanti uluran tangan manusia lain yang terlepas dari bencana.

Wilayah yang tadinya indah, subur, dan nyaman hancur lebur diganyang bencana alam. Di sanalah tampak kekurangan manusia dengan ketidakberdayaannya. Tampak pula kedigdayaan alam atas kuasa Ilahi. 

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

 Sebagai manusia memang kemampuan kita terbatas, bahkan menolak air mata menetes pun, sering kita tak sanggup, apalagi menolak datangnya bencana. “Dan manusia dijadikan bersifat lemah” (Q.S. An-Nisa: 28).

Dalam konteks Islam, bencana dapat dianggap sebagai Sunnatullah. Sunnatullah adalah hukum atau ketetapan Allah yang berlaku di alam semesta. Contoh sunnatullah adalah siklus siang dan malam. Memahami sunnatullah sangat penting karena dapat membantu kita memahami keteraturan dan ketertiban di alam semesta. Bencana dapat dianggap sebagai sunnatullah karena merupakan bagian dari proses alam yang tidak dapat dihindar.

Bencana alam terjadi sebagai dampak ketika keseimbangan alam terganggu akibat ulah manusia. Bencana juga turun akibat penyimpangan manusia dari ajaran Allah serta pembangkangan terhadap kebenaran yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul.

Bencana alam merupakan peringatan dari Allah agar manusia kembali ke jalan-Nya.

Dalam Al-Qur’an, bencana atau musibah disebutkan sebanyak 75 kali. Kata musibah sendiri memiliki makna segala sesuatu yang tidak dikehendaki oleh manusia dan tidak sesuai dengan hati nuraninya. 

Saat bencana atau musibah turun  menimpa manusia, ada beberapa maksud dan tujuan dari peristiwa tersebut.

1. Sebagai Ujian

Bencana dapat dianggap sebagai ujian dari Allah untuk menguji iman, kesabaran, dan ketakwaan manusia. Dalam Al-Quran, disebutkan bahwa Allah akan menguji hamba-Nya dengan berbagai cobaan, termasuk bencana. Firman Allah, “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Albaqarah 155).

Baca Juga :  InJourney Sukses Gelar Aquabike Jetski World Championship 2024

Bencana alam merupakan cara Allah memperbaiki lahir dan batin manusia. Bencana adalah kesempatan untuk muhasabah diri dan mengevaluasi diri untuk memperbaiki perilaku pribadi dan sosial. 

2. Bencana Sebagai Teguran

Bencana dapat juga dianggap sebagai teguran dari Allah untuk mengingatkan manusia akan kesalahan dan dosa mereka. Allah SWT mengirimkan musibah sebagai teguran kepada hamba-hamba-Nya yang baik namun lalai.

Musibah dapat menjadi pengingat agar kita lebih berhati-hati dalam tindakan kita. Musibah dapat menjadi kesempatan untuk memperbaiki diri, bertobat, dan mendekatkan diri kepada Allah. 

Di dalam Al Quran Allah berfirman : 

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Artinya: “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allâh memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. As Syura: 30)

مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ

Artinya: “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allâh, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.”(QS An Nisa: 79)

3. Musibah sebagai Hukuman.

Dalam beberapa kasus, bencana dapat dianggap sebagai hukuman dari Allah bagi orang-orang yang melakukan kesalahan dan dosa besar. Namun, perlu diingat bahwa hanya Allah yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang menjadi sebab bencana tersebut.

Contoh bencana berupa Azab seperti yang menimpa kaum terdahulu. Al-Qur’an menyebut kaum-kaum yang dibinasakan juga dengan jenis bencana yang ditimpakan kepada mereka. Kaum Nabi Nuh diseret dan tenggelam karena banjir bandang nan dahsyat, “Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya)” (Q.S. Al-A’raf: 64).

Kaum Tsamud, kaumnya Nabi Shalih digoncang gempa, “Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka” (Q.S. Al-A’raf: 7). Kaum ‘Ad, kaumnya Nabi Hud disambar petir, “Jika mereka berpaling maka katakanlah: “Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum ‘Ad dan Tsamud” (Q.S. Fusshilat: 13).

Baca Juga :  Ancaman Narkoba bagi Generasi dan Pentingnya Penguatan Internal Keluarga

Semakin ke sini, perilaku manusia semakin menjadi-jadi dan tidak terkontrol. Kerusakan moral tengah mencapai puncak. Kerusakan lingkungan juga semakin parah dan mengkhawatirkan. Inilah penyebab utama terjadinya banjir bandang jika terjadi hujan lebat di beberapa wilayah di negeri kita. L

Satu contoh kerusakan lingkungan yaitu kerusakan hutan yang tidak terkendali. Baru-baru ini dikutip dari jpnn.com, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) membeberkan hasil investigasinya tentang angka kerusakan hutan.

WALHI mencatat kerusakan hutan di NTB saat ini telah mencapai angka yang sangat krusial, yakni 60 Persen dari total kawasan hutan 1.071.722 Juta hektare (Ha). 

Akademisi Kehutanan Universitas Mataram (Unram), Dr. Andi Chairil Ichsan menyatakan:

“Berdasarkan data yang ada saat ini, laju deforestasi di NTB mencapai 23 lapangan bola per hari,” ungkap Dr. Andi kepada NTBSatu, Rabu, 12 Maret 2025. Besaran tersebut setara dengan 8.280 hektare per tahun.

Di Lombok Tengah saja, luas kawasan hutan yang ada di wilayah ini tercatat sekitar 20.400 ribu lebih. Namun  78 Persen Hutan di Loteng rusak parah dalam setahun. Akibatnya masyarakat kekurangan 5 juta meter kubik

Kenapa bencana senantisa mengintai kita, padahal orang-orang shalih masih ada dan mereka yang ikhlas tidak sedikit? Ini bukan berarti Allah menzhalimi mereka. Sebab, secara kasat mata mereka mungkin saja ikut jadi korban, tetapi di akhirat memperoleh ganjaran yang sempurna. Berbeda dengan mereka yang tewas dari golongan ahli maksiat yang kafir atau fasiq, tempat mereka kembali ke tempat yang dijanjikan untuk mereka. “Dan Allah tidak menghendaki berbuat kezhaliman terhadap hamba-hamba-Nya” (Q.S. Al-Mukmin: 31).

Mengingat semua itu, peristiwa-peristiwa yang kerap terjadi ini adalah peringataan yang keras. Kita di atas bumi ini tidak pantas berulah. Kita perlu memikirkan bagaimana akhir hidup kita, apa kita mati dalam ketaatan atau kemaksiatan. Dalam menanggulangi bencana, kita tidak bisa berbuat banyak. Tindakan antisipasi yang bisa diupayakan hanya tindakan meminimalisasi jumlah korban jiwa. Lalu apa yang pantas kita sombongkan menghadapi amukan alam yang setia dan selalu mengintai kita.

Berita Terkait

Memaknai Keberkahan Ramadhan dalam Berbagi Makanan
Dr. Agus, M.Si : Kolaboratif Kunci Kesuksesan Program MBG
Meneladani Sikap Cinta Tanah Air Dan Bela Bangsa Dari Rasulullah SAW
Islam Agama Damai : Memahami Perbedaan dalam Menjunjung Persatuan
Ancaman Narkoba bagi Generasi dan Pentingnya Penguatan Internal Keluarga

Berita Terkait

Senin, 19 Mei 2025 - 05:09 WITA

Gedor Yarsi Mataram,Aliansi masyarakat NTB peduli Minta Ketua Yayasan RSI Dicopot

Selasa, 6 Mei 2025 - 05:11 WITA

Konflik Yayasan RSI NTB dan Kontraktor,Pakar Hukum : Putusan Harus Dilaksanakan

Minggu, 4 Mei 2025 - 06:08 WITA

Berikan Rasa Aman dan Nyaman : Kapolres dan Dandim Turun Patroli Malam Hari

Jumat, 2 Mei 2025 - 09:11 WITA

Aset Terancam Dieksekusi,Ketua Yayasan RSI NTB Diduga “Ngemplang” Bayar Tunggakan Kontraktor 2,7 M

Jumat, 2 Mei 2025 - 08:51 WITA

Polres Amankan Keberangkatan 393 Calon Jamaah Haji Kloter 02 Lombok Tengah

Jumat, 25 April 2025 - 12:47 WITA

Kejari Lombok Tengah Terima Persetujuan Restorative Justice dan Gelar Pelatihan Kerja

Sabtu, 19 April 2025 - 11:22 WITA

Polres Loteng Siapkan Rekayasa Lalu-Lintas Jalan Sehat Perayaan Haul Satu Abad Almaghfurlah Tuan Guru Faishal

Rabu, 16 April 2025 - 02:21 WITA

Bupati Pathul,Saksikan Mou Bumdes dengan Kejaksaan Negeri Lombok Tengah

Berita Terbaru

Pariwisata

Tes Potensi Skolastik dan Tes Wawancara SBM-Poltekpar 2025

Jumat, 30 Mei 2025 - 10:43 WITA

Pemerintahan

Wabup Nursiah Buka Sosialisasi Desa Cantik Lombok Tengah

Kamis, 29 Mei 2025 - 01:25 WITA