Ketikjari.com — Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah terus memperkuat langkah strategis dalam percepatan penurunan stunting melalui pelaksanaan Operasi Genting 2025, sebuah agenda terintegrasi yang menitikberatkan pada Optimalisasi Pemanfaatan Data Keluarga Risiko Stunting (KRS).
Kegiatan yang berlangsung di Ballroom Gedung B Lantai 5 Kantor Bupati Lombok Tengah ini dihadiri berbagai unsur pemerintah, tenaga kesehatan, kader posyandu, organisasi perempuan hingga lembaga sosial.
Wakil Bupati Lombok Tengah, Dr. H. M. Nursiah, S.Sos., M.Si., membuka pertemuan dengan menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menekan angka stunting.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Meningkatkan kesadaran masyarakat, memperkuat strategi percepatan, serta memastikan kualitas layanan kesehatan dan gizi bagi ibu hamil, balita, remaja putri hingga calon pengantin adalah fondasi yang tidak bisa ditawar,” tegas Nursiah.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi seluruh elemen, termasuk sektor swasta, menjadi faktor penting dalam menghadirkan langkah penanganan yang berkelanjutan.
Data KRS Jadi Tulang Punggung Intervensi
PLT Kepala BP3AP2KB Lombok Tengah, Kusriadi, SKM., M.Kes., menyoroti pentingnya pendekatan berbasis data dalam penanganan stunting. Data KRS, jelasnya, adalah potret komprehensif untuk memastikan program dan bantuan tepat sasaran.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kita perlu bermitra dengan berbagai lembaga agar intervensi semakin kuat. Data KRS adalah senjata utama untuk mengetahui siapa yang harus diprioritaskan,” ungkapnya.
Perubahan Angka Stunting: Tantangan dan Harapan
Kepala Bidang AP2M Bapperida, Sri Mulyana Widiastuti, memaparkan tren angka stunting berdasarkan data SSGI. Lombok Tengah mencatat:
- 2023: 17%
- 2024: 36%
- 2025: 24,9%
Meskipun fluktuatif, tren penurunan tahun 2025 menunjukkan hasil dari penguatan intervensi. Namun Widiastuti mengingatkan, target 10% dalam 10 tahun bukan pekerjaan mudah.
“Jika semua bergerak dan menjalankan perannya, insya Allah target ini tercapai. Pengisian data Bangda harus akurat mulai dari desa, puskesmas hingga OPD,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa penilaian kinerja stunting dilakukan setiap tahun oleh provinsi dan pusat, sehingga ketepatan data menjadi aspek krusial.
Penguatan Program Sosial dan Validasi Data Keluarga
Kepala Dinas Sosial Lombok Tengah, H. Masnun, S.Pd., M.Pd., menyampaikan bahwa program P2K2 terus digalakkan untuk meningkatkan kapasitas keluarga penerima manfaat dalam aspek kesehatan, gizi dan kesejahteraan.
Ia juga menyoroti proses verifikasi penerima bantuan sosial agar tepat sasaran.
“Kami bersama Kementerian Sosial dan Pertamina melakukan pengecekan NIK. Jika penerima bantuan terbukti memiliki kendaraan pribadi, mereka akan dikeluarkan dari daftar. Namun kerahasiaan data tetap kami jaga,” tegas Masnun.
Desa Jadi Garda Terdepan Pencegahan
Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dinas Pemberdayaan Desa, Baiq Tisnawati, S.Sos., M.E., menjelaskan bahwa pemerintah desa telah memiliki payung hukum Perbup No. 5 Tahun 2024 sebagai dasar penanganan stunting.
Program desa mencakup:
- Pelatihan kesehatan ibu dan anak
- Konseling gizi
- PMT berbasis pangan lokal
- Penyediaan air bersih
- Pencegahan perkawinan usia anak
“Dana desa 2025 diprioritaskan untuk layanan dasar, ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi lokal. Kapasitas kader posyandu dan KPM terus kami perkuat,” jelasnya.
Intervensi Kesehatan Dimulai Sejak Remaja
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan, dr. H. Nasrullah, menegaskan pentingnya intervensi sejak remaja putri sebagai langkah awal pencegahan stunting.
Ia memaparkan sejumlah indikator utama:
- Konsumsi rutin tablet tambah darah (TTD)
- Pemeriksaan kehamilan minimal enam kali
- Pemantauan tumbuh kembang balita
- ASI eksklusif dan MP-ASI tepat
- Imunisasi lengkap
- Desa bebas BABS
“Keberhasilan percepatan stunting hanya mungkin dicapai dengan partisipasi semua pihak,” tegasnya.
Gerakan Kolektif Menuju Generasi Sehat
Kegiatan Operasi Genting 2025 bukan sekadar rapat koordinasi, melainkan momentum memperkokoh sistem informasi, koordinasi dan kolaborasi lintas sektor. Dengan pemanfaatan data KRS sebagai dasar pengambilan keputusan, Lombok Tengah optimistis mampu menekan angka stunting secara signifikan.
Pemerintah daerah menegaskan bahwa Operasi Genting adalah gerakan bersama untuk memastikan generasi Lombok Tengah tumbuh lebih sehat, cerdas dan berkualitas.

















