Tantangan dan Upaya Pelestarian Menjaga Keseimbangan Alam

- Kontributor

Jumat, 28 Februari 2025 - 07:55

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketikjari.com- Alam adalah rumah bagi seluruh makhluk hidup di bumi. Keseimbangan ekosistem menjadi kunci utama dalam menjaga kehidupan tetap harmonis. Namun, eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan tanpa diimbangi dengan pelestarian telah menimbulkan berbagai dampak serius, seperti bencana alam, pemanasan global, hingga kepunahan spesies.

Tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana manusia dapat memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan tanpa merusak keseimbangan ekosistem.

Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Mataram, Budhy Setiawan, S.Hut., M.Si, menegaskan bahwa perubahan alam harus dikelola dengan bijak agar keseimbangan ekosistem tetap terjaga.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Daratan bersifat menetap, sementara manusia terus berkembang dan membutuhkan ruang. Jika kita tidak mengelola keseimbangan ini dengan baik, dampaknya akan semakin nyata, baik bagi lingkungan maupun kehidupan manusia,” ujar Budhy, Jumat (28/2/2025).

Budhy menyebutkan, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan kekayaan alam yang luar biasa, terutama hutan. Lebih dari 50 persen wilayahnya merupakan kawasan hutan yang berperan penting sebagai paru-paru dunia. Hutan di Sumatra dan Kalimantan, misalnya, berkontribusi besar dalam menjaga keseimbangan oksigen di bumi.

Baca Juga :  Bimtek 40 PPID Desa di Loteng : Meningkatkan Keterbukaan Informasi Publik di Lingkup Pemerintahan Desa

Namun, luas hutan Indonesia terus berkurang akibat alih fungsi lahan, termasuk untuk proyek-proyek besar seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Perubahan alam itu suatu keniscayaan, namun tantangan kita adalah bagaimana memperbaiki lingkungan yang sudah terdegradasi dan tetap menjaga keseimbangan ekosistem.”

Di tingkat daerah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki kondisi geografis yang unik sebagai wilayah kepulauan. Dengan luas daratan mencapai dua juta hektare dan kawasan hutan lebih dari satu juta hektare.

NTB, kata Budhy memiliki potensi besar dalam sumber daya hutan dan mineral. Kawasan ini juga memiliki tiga taman nasional, yaitu Gunung Rinjani, Tambora, dan Satonda, yang menjadi aset penting dalam menjaga keanekaragaman hayati.

“Kita bersyukur dengan bentang alam kita memiliki dua pulau besar, Lombok dan Sumbawa dan ada ratusan pulau kecil lainnya,” kata Budhy.

Ia menegaskan, aktivitas manusia turut mempercepat degradasi lingkungan, kata Budhy, seperti penebangan liar, pembukaan lahan dengan metode ladang berpindah, perburuan liar, serta pembuangan sampah sembarangan yang mencemari tanah dan air.

Ia menyinggung soal bencana alam yang kerap terjadi akibat alih fungsi lahan di kawasan Sumbawa, yang banyak ditanami jagung.

Baca Juga :  Lombok Tengah Wakili NTB Rebut Paritrana Award 2024 Tingkat Nasional

“Kita tidak melarang menanam jagung tapi, kita harus memiliki teknik yang tepat, jangan sampai kita alih fungsi lahan yang berakibat bencana ekologis. Misalnya kita bisa menanam jagung dengan cara tumpang sari,” kata Budhy.

Ia menyebutkan, deforestasi tanpa reboisasi meningkatkan risiko tanah longsor dan banjir hingga kepunahan flora dau fauna.

Ia menilai kelestarian lingkungan bukan hanya tugas pemerintah atau organisasi tertentu, tetapi tanggung jawab bersama.

“Setiap individu dapat berkontribusi dengan tindakan sederhana, seperti mengurangi penggunaan plastik, menanam pohon, dan menjaga kebersihan lingkungan,” kata Budhy.

Menurut Budhy, keseimbangan antara eksploitasi dan pelestarian harus menjadi prinsip utama dalam pengelolaan sumber daya alam.

“Jika kita ingin masa depan yang lebih hijau, kita harus mulai bertindak sekarang dengan menjaga lingkungan sekitar kita,” tegasnya.

Dengan kesadaran dan aksi nyata dari semua pihak, bumi dapat tetap lestari untuk generasi mendatang. Setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini akan membawa dampak besar bagi kehidupan di masa depan.

Berita Terkait

BKAD Loteng Gelar Bimtek Penggunaan Tanda Tangan Elektronik
Bupati Bersama Wabup Lepas Kafilah STQH Nasional XXVII 2025 Menuju Kendari
Perkuat Digitalisasi Arsip, Kecamatan Praya Tengah Gelar Bimtek Aplikasi SRIKANDI
Tastura Award 2925 : 15 ASN Terbaik Lombok Tengah Jalani Tahap Wawancara Gagasan Masmirah
Bupati Pathul Lantik 40 ASN Baru: Wujudkan Aparatur Profesional dan Berintegritas
Liga SINOVA 2025,63 Inovasi Ikuti Ajang di Lombok Tengah
Mahasiswa STMIK Lombok Serahkan Aplikasi SIAP SIBER ke Diskominfo Loteng
Bupati Bersama Wabup Sampaikan Angka Kemiskinan Lombok Tengah Menurun

Berita Terkait

Senin, 13 Oktober 2025 - 07:25

Rinjani Travel Mart 2025 Hadir di The Mandalika,Perkuat Jejaring Bisnis Pariwisata NTB

Jumat, 10 Oktober 2025 - 10:37

KELAS BARU : TCR dan BMW Siap Adu Cepat di Mandalika Festival of Speed

Jumat, 10 Oktober 2025 - 05:44

ITDC Implementasikan Prinsip ESG Ekonomi Sirkuler Melalui “Integrated Food Surplus Program” Selama IndonesiaGP 2025

Kamis, 9 Oktober 2025 - 18:00

Expo Mandalika 2025 : Lomba Masak Ikan Warnai HUT ke-80 Lombok Tengah

Rabu, 8 Oktober 2025 - 12:18

Bandara Lombok Layani 72 Ribu Penumpang Selama MotoGP 2025

Rabu, 8 Oktober 2025 - 11:41

Bupati Pathul Resmikan Plaza Simpang 3 Dara,Taman Bawaq Muda dan RTPRA Biao

Senin, 6 Oktober 2025 - 10:53

Keramahan dan Nuasa Budaya NTB Di Bandara Lombok Antarkan Kepulangan Rombongan MotoGP 2025

Kamis, 2 Oktober 2025 - 19:02

HCF Group Groundbreaking Proyek Green Paradise di Lombok

Berita Terbaru