Tantangan dan Upaya Pelestarian Menjaga Keseimbangan Alam

Ketikjari.com- Alam adalah rumah bagi seluruh makhluk hidup di bumi. Keseimbangan ekosistem menjadi kunci utama dalam menjaga kehidupan tetap harmonis. Namun, eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan tanpa diimbangi dengan pelestarian telah menimbulkan berbagai dampak serius, seperti bencana alam, pemanasan global, hingga kepunahan spesies.

Tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana manusia dapat memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan tanpa merusak keseimbangan ekosistem.

Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Mataram, Budhy Setiawan, S.Hut., M.Si, menegaskan bahwa perubahan alam harus dikelola dengan bijak agar keseimbangan ekosistem tetap terjaga.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Daratan bersifat menetap, sementara manusia terus berkembang dan membutuhkan ruang. Jika kita tidak mengelola keseimbangan ini dengan baik, dampaknya akan semakin nyata, baik bagi lingkungan maupun kehidupan manusia,” ujar Budhy, Jumat (28/2/2025).

Budhy menyebutkan, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan kekayaan alam yang luar biasa, terutama hutan. Lebih dari 50 persen wilayahnya merupakan kawasan hutan yang berperan penting sebagai paru-paru dunia. Hutan di Sumatra dan Kalimantan, misalnya, berkontribusi besar dalam menjaga keseimbangan oksigen di bumi.

Baca Juga :  PERKEMI Loteng Gelar Penataran Pelatih, Penguji dan Wasit

Namun, luas hutan Indonesia terus berkurang akibat alih fungsi lahan, termasuk untuk proyek-proyek besar seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Perubahan alam itu suatu keniscayaan, namun tantangan kita adalah bagaimana memperbaiki lingkungan yang sudah terdegradasi dan tetap menjaga keseimbangan ekosistem.”

Di tingkat daerah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki kondisi geografis yang unik sebagai wilayah kepulauan. Dengan luas daratan mencapai dua juta hektare dan kawasan hutan lebih dari satu juta hektare.

NTB, kata Budhy memiliki potensi besar dalam sumber daya hutan dan mineral. Kawasan ini juga memiliki tiga taman nasional, yaitu Gunung Rinjani, Tambora, dan Satonda, yang menjadi aset penting dalam menjaga keanekaragaman hayati.

“Kita bersyukur dengan bentang alam kita memiliki dua pulau besar, Lombok dan Sumbawa dan ada ratusan pulau kecil lainnya,” kata Budhy.

Ia menegaskan, aktivitas manusia turut mempercepat degradasi lingkungan, kata Budhy, seperti penebangan liar, pembukaan lahan dengan metode ladang berpindah, perburuan liar, serta pembuangan sampah sembarangan yang mencemari tanah dan air.

Ia menyinggung soal bencana alam yang kerap terjadi akibat alih fungsi lahan di kawasan Sumbawa, yang banyak ditanami jagung.

Baca Juga :  Koperasi Merah Putih,Terobosan Pemerintah Pusat untuk Kemajuan Ekonomi Desa

“Kita tidak melarang menanam jagung tapi, kita harus memiliki teknik yang tepat, jangan sampai kita alih fungsi lahan yang berakibat bencana ekologis. Misalnya kita bisa menanam jagung dengan cara tumpang sari,” kata Budhy.

Ia menyebutkan, deforestasi tanpa reboisasi meningkatkan risiko tanah longsor dan banjir hingga kepunahan flora dau fauna.

Ia menilai kelestarian lingkungan bukan hanya tugas pemerintah atau organisasi tertentu, tetapi tanggung jawab bersama.

“Setiap individu dapat berkontribusi dengan tindakan sederhana, seperti mengurangi penggunaan plastik, menanam pohon, dan menjaga kebersihan lingkungan,” kata Budhy.

Menurut Budhy, keseimbangan antara eksploitasi dan pelestarian harus menjadi prinsip utama dalam pengelolaan sumber daya alam.

“Jika kita ingin masa depan yang lebih hijau, kita harus mulai bertindak sekarang dengan menjaga lingkungan sekitar kita,” tegasnya.

Dengan kesadaran dan aksi nyata dari semua pihak, bumi dapat tetap lestari untuk generasi mendatang. Setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini akan membawa dampak besar bagi kehidupan di masa depan.

Berita Terkait

Launching Sila’DeLumbar Resmi Diperkenalkan, Hadirkan Terobosan Baru untuk Masyarakat Lombok
The Golo Mori Fasilitasi Workshop Isu Kedisabilitasan untuk Perkuat Ekosistem Inklusif di Labuan Bajo
Wabup Nursiah Hadiri Kampanye Cegah Perkawinan Anak di SMPN 3 Kopang
Diskominfo Lombok Tengah Perkenalkan PEPADU,Terobosan Besar Integrasi Layanan Publik Digital
Lombok Tengah Genjot Operasi Genting 2025: Data KRS Jadi Senjata Utama Tekan Stunting
Diskominfo Loteng Apresiasi Mahasiswa PKL Unram atas Dukungan dalam Peliputan Kegiatan Pemerintah Daerah
Lombok Tengah Siap Sukseskan Jambore Cabang XV Pramuka 2025 di Bumi Perkemahan DAM Pengga
Wabup Nursiah Hadiri Sosialisasi Perpres 57/2023,Pemda Loteng Dorong Transparansi Bursa Kerja

Berita Terkait

Rabu, 3 Desember 2025 - 02:40

MIF 2025 Masuki Tahap Akhir Persiapan: Venue VIP Deluxe Sirkuit Mandalika Siap Jadi Pusat Kegiatan Internasional

Rabu, 3 Desember 2025 - 00:37

Mandalika International Festival 2025 Dalam Hitungan Hari: Persiapan Final, Dukungan Nasional, dan Kolaborasi Spektakuler

Selasa, 2 Desember 2025 - 07:36

The Mandalika Suguhkan Sensasi Lari Berbalut Keindahan Alam dalam Mandalika KORPRI Fun Night Run 2025

Senin, 1 Desember 2025 - 11:34

Pendaftaran Mandalika KORPRI Fun Night Run 2025 Melebihi Target,Antusiasme Peserta Membludak

Sabtu, 29 November 2025 - 16:41

ITDC Raih Empat Penghargaan Bergengsi di Bidang Keberlanjutan di Tingkat Nasional dan Asia

Jumat, 28 November 2025 - 11:27

Mandalika International Festival 2025 Tinggal Hitung Hari, Persiapan Hampir 100 Persen On Time

Jumat, 28 November 2025 - 11:00

Novotel Lombok Hadirkan Perayaan Tahun Baru “Tropical Beach Night Party 2026” yang Meriah dan Penuh Hiburan

Jumat, 28 November 2025 - 10:52

Novotel Lombok Hadirkan Christmas Brunch 2025 dengan Hiburan Meriah dan Menu Spesial Natal

Berita Terbaru