Memaknai Keberkahan Ramadhan dalam Berbagi Makanan

Oleh: Fahrurrozi . M.Pd.l (Tenaga Pengajar Fakultas Tarbiyah UIN Mataram)

MARI bertanya pada diri sendiri. Kapankah kita merasa nyaman, damai, merasa lebih bermakna dan bahagia? Saya yakin, orang yang sehat akalnya, bersih jiwanya akan menjawabnya, yaitu ketika dia bisa berbagi, memberi dan menolong orang lain. Tapi anehnya, dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendapati orang yang selalu saja ingin meminta dan menerima belas kasihan orang lain.

Padahal, secara materi orang tersebut sudah berlebihan. Dengan kata lain, ada orang yang berlimpah secara materi, tetapi miskin jiwa dan miskin hati. Setiap ada peluang selalu ingin mengambil (taking oriented personality). Bahkan, ada yang tidak segan-segan memperolehnya dengan cara korupsi.Orang yang jiwanya tercerahkan dan terpenuhi oleh syukur, justru kebahagiaan hidupnya diraih dengan banyak memberi sekalipun pemberiannya itu tidak mesti harus berjumlah besar atau banyak. Melalui hal itu, seseorang akan merasa lebih bermakna dan berharga. Pribadi demikian ini lazim disebut sebagai giving oriented personality atau abundant personality, yaitu pribadi yang berlimpah.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Islam sebagai agama samawi atau sebagai agama langit yang diturunkan oleh Alloh SWT, Yang Maha Pencipta dan Maha Mengetahui kebutuhan manusia memberikan resep hidup nyaman dan bermakna sebagaimana konsep di atas. Salah satu cara Alloh SWT dalam mengingatkan dan mengembalikan arah manusia yang sudah berjalan selama satu tahun di dalam menempuh jalan beraneka ragam warnanya, mulai dari ragam yang dikehendaki-Nya (beribadah) maupun ragam yang tidak dikehendaki-Nya (bermaksiat), yaitu mewajibkan hamba-Nya berpuasa penuh di bulan Ramadhan.
Kita ketahui, bahwa nilai dari ibadah puasa bukan sekedar menahan lapar dan dahaga. Tetapi mencoba mengingatkan seorang muslim untuk berbagi rasa tentang bagaimana hidup dalam kekurangan. IsIam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam semesta, mencoba mendidik pemeluknya agar memiliki kesadaran untuk mau berbagi rasa tentang keadaan orang yang mengalami kelaparan dan kekurangan.

Baca Juga :  Poltekpar Lombok,Kedatangan Siswa SMAN 2 Sumbawa Besar

Ketika nilai dari ibadah puasa itu sudah dimiliki oleh seorang sho’imin atau orang yang mengerjakan ibadah puasa, maka orang tersebut akan memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Bagaimana tidak, salah satu ajaran yang ditekankan dalam pelaksanaan ibadah puasa, selain ibadah vertikal atau ibadah untuk memperbaiki hubungan kita dengan Alloh SWT, seperti memperbanyak membaca al-Qur’an, merutinkan sholat malam atau qiamullaili, berdzikir, beristighfar. Hal lain yang juga harus diperhatikan yaitu memperbaiki ibadah horizontal atau ibadah yang berhubungan dengan sesama manusia seperti memperbanyak sedekah.
Bulan Ramadhan disebut juga syahru muwasah atau bulan bersimpati dan menolong kepada fakir miskin dengan berbagi (bersedekah). Pada bulan Ramadhan seorang muslim dianjurkan untuk memperbanyak sedekah atau berbagi dengan sesama, seperti berbagi takjil atau berbagi makanan untuk berbuka puasa. Hal tersebut sebagai bentuk implementasi dari hadits nabi yang mulia Muhammad SAW. yang artinya: “Dari Zaid bin Khalid Al Juhani bahwa Rasulullah Saw.  bersabda: Barang siapa memberi makan berbuka puasa bagi orang yang berpuasa maka ia mendapat seperti pahala orang-orang yang puasa tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.”

Nilai-nilai kemanusiaan dalam Islam memang sesuatu yang bersifat mutlak. Kemutlakan tersebut berdasarkan atas apa yang menjadi tujuan dari Islam itu diturunkan. Semua aturan yang ada di dalam Islam adalah kebutuhan manusia dengan manusia lainnya dan alam semesta. Bukan atas kebutuhan Alloh SWT sebagai Sang Pencipta, karena Alloh SWT tidak membutuhkan makhluk-Nya atau mengambil keuntungan dari yang Dia ciptakan.
Dengan demikian, sangatlah jelas konsep kita dalam beriman dan berislam. Nilai keimanan sering dikaitkan dengan konsep kita dalam membangun hubungan kemanusiaan kita. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad Saw. yang berbunyi: “kamu semua tidak akan masuk surga sampai beriman, dan tidak (sempurna) keimanan kamu semua sampai saling mencintai diantara kalian.” (HR. Muslim).

Baca Juga :  Tingkatkan Pelayanan PDAM Tiara Gelar FGD Bersama Konsultan dan Pemda Bedah Permasalahan Teknis

Bersedekah termasuk salah satu dari amal utama di bulan yang sangat mulia ini dan memiliki keistimewaan dan kelebihan. Hal ini dapat menjadi motivasi bagi seorang muslim agar menjadi lebih dermawan.

Belajar dari Rasulullah Saw. sebagai manusia paling dermawan. Dimana beliau lebih dermawan ketika berada di bulan Ramadhan. Beliau bersabda, “Shadaqah yang paling utama adalah shadaqah pada bulan Ramadhan.” (HR. al-Tirmidzi dari Anas).
Tidak salah kiranya, ketika konsep bersedekah di bulan ini kita bawa ke ranah implementasi yang lebih luas, yaitu bukan sekedar berakhir pada proses memberi makan untuk orang-orang yang berpuasa. Tetapi lebih dari itu, yaitu memberi makan untuk orang-orang yang sedang menuntut ilmu, sesuai dengan program yang sedang dicanangkan dan dijalankan oleh pemerintah kita yaitu program MBG (Makan Bergizi Gratis).

Belajar dermawan di bulan yang mulia ini semoga bisa dilanggengkan bahkan ditingkatkan setelah kita melewati bulan Ramadhan ini. Mari bersama kita buktikan keberhasilan kita membangun kesadaran tentang arti dari kedermawanan dan kepedulian kepada sesama dengan berikhtiar mensukseskan program pemerintah kita yaitu program MBG (Makan Bergizi Gratis).

Program MBG (Makan Bergizi Gratis) melibatkan banyak pihak, baik dari kalangan pemerintah maupun swasta, baik kelompok maupun personal. Semoga setiap orang yang terlibat dalam program ini tidak hanya memiliki orientasi keduniaan seperti hanya sekedar mencari penghasilan finansial (mengejar gaji atau keuangan) tetapi memiliki orientasi ukhrawi atau berniat untuk ibadah. Melanjutkan nilai-nilai pendidikan yang sudah dijalankan pada bulan Ramadhan, yaitu meningkatkan kualitas kepedulian terhadap sesama dalam wujud berbagi atau bersedekah dengan apapun yang kita miliki, baik dengan pikiran, tenaga ataupun dengan keuangan. Semoga Alloh SWT memberikan kemudahan dalam membiasakan dan menjalankannya, aamiin…
Wallahu a’lamu bishowab.

Berita Terkait

Solusi Pengembang Destinasi Wisata antar Batas Daerah Untuk Kenyamanan Pelaku Wisata dan Wisatawan
Memahami Bencana Alam Sebagai Sunnatullah
Dr. Agus, M.Si : Kolaboratif Kunci Kesuksesan Program MBG
Meneladani Sikap Cinta Tanah Air Dan Bela Bangsa Dari Rasulullah SAW
Islam Agama Damai : Memahami Perbedaan dalam Menjunjung Persatuan
Ancaman Narkoba bagi Generasi dan Pentingnya Penguatan Internal Keluarga

Berita Terkait

Rabu, 3 Desember 2025 - 02:40

MIF 2025 Masuki Tahap Akhir Persiapan: Venue VIP Deluxe Sirkuit Mandalika Siap Jadi Pusat Kegiatan Internasional

Rabu, 3 Desember 2025 - 00:37

Mandalika International Festival 2025 Dalam Hitungan Hari: Persiapan Final, Dukungan Nasional, dan Kolaborasi Spektakuler

Selasa, 2 Desember 2025 - 06:36

Pemkab Lombok Tengah Gelar Sangkep Warige untuk Menetapkan Hari Bau Nyale 2026

Senin, 1 Desember 2025 - 11:34

Pendaftaran Mandalika KORPRI Fun Night Run 2025 Melebihi Target,Antusiasme Peserta Membludak

Sabtu, 29 November 2025 - 16:41

ITDC Raih Empat Penghargaan Bergengsi di Bidang Keberlanjutan di Tingkat Nasional dan Asia

Jumat, 28 November 2025 - 11:27

Mandalika International Festival 2025 Tinggal Hitung Hari, Persiapan Hampir 100 Persen On Time

Jumat, 28 November 2025 - 11:00

Novotel Lombok Hadirkan Perayaan Tahun Baru “Tropical Beach Night Party 2026” yang Meriah dan Penuh Hiburan

Jumat, 28 November 2025 - 10:52

Novotel Lombok Hadirkan Christmas Brunch 2025 dengan Hiburan Meriah dan Menu Spesial Natal

Berita Terbaru