Ketikjari.com – Tidak terasa sudah satu semester 10 Mahasiswa Kedokteran jalur Tahfiz berkuliah menuntut ilmu di universitas Mataram dan Universitas Islam Al Azhar.
Mereka kuliah dibiayai pemerintah daerah melalui non APBD yakni melalui sumbangan dari ASN dan donatur lainnya.
Bupati Lombok Tengah H.Lalu Pathul Bahri berkesempatan melakukan buka bersama dengan Mahasiswa Kedokteran jalur Tahfiz di Lesehan 33 Praya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam kesempatan itu Bupati memberikan wejangan dan nasehat kepada para calon dokter tersebut. Bahwa bersekolah di kedokteran adalah impian semua orang hanya saja tidak semua orang bisa bersekolah di tempat itu. Hal itu dikarenakan biaya kuliah yang sangat tinggi sementara anak anak yatim-piatu dan kaum duafa dengan modal hafal Alquran saja sudah bisa berkuliah ditempat bergengsi itu. Untuk itu Bupati meminta kepada mahasiswa dan mahasiswi calon dokter untuk senantiasa menjaga amanah masyarakat dengan cara belajar yang rajin.
“Ingat tidak gampang bisa berkuliah di Kedokteran, hanya orang orang mampu secara materi bisa bersekolah di tempat itu tetapi kalian bisa, ini berkah luar biasa, makanya harus bersyukur” ungkap Bupati.
Program kuliah gratis di Fakultas kedokteran merupakan ide brilian dari Bupati Lombok Tengah. Di Indonesia, Program ini hanya ada di Kabupaten Lombok Tengah. Berkat program ini Bupati Lombok Tengah mendapatkan penghargaan Indonesia Award kepada Kepala Daerah yang inovatif dari Menteri Dalam Negeri. Hal itu membuat Bupati Lombok Tengah H.L.Pathul Bahri Viral dan dikenal diseluruh pelosok negeri.
Bupati mengatakan anak anak calon dokter ini adalah generasi penerus yang akan menggantikan generasi tua menjadi pemimpin atau orang hebat di Lombok Tengah. Oleh karena itu Bupati minta agar belajar yang rajin jika tidak rajin dan serius maka Bupati meminta kepada calon dokter untuk berhenti dari awal agar tak merugikan semua pihak.
“Kalau kalian tidak rajin dan sukses maka sebaiknya berhenti dan usulkan diri untuk mengundurkan diri dari pada habiskan uang sodakah orang” tegas Bupati.
Oleh karena itu fakta integritas yang sudah ditandatangani itu dipegang dengan penuh tanggung jawab.
Bupati mengatakan biaya masuk perguruan tinggi khususnya fakultas kedokteran tidak sedikit, karena itu jangan kecewakan masyarakat yang telah memberikan sumbangsih pemikirannya untuk menyekolahkan 19 orang di perguruan tinggi. “Kami cari uang dengan berbagai cara, kenapa?, karena saya ingin setarakan penghafal Alquran dengan orang orang hebat” jelasnya.
Perlu diingat bahwa kalian sekolah tidak menggunakan APBD melainkan melalui sumbangan masyarakat, karena itu tidak ada alasan untuk tidak serius. “Kalian tidak serius maka sebaiknya kalian berhenti dari sekarang” tegasnya.
Bupati mengatakan pemerintah daerah sudah memikirkan tempat untuk praktek. Pemerintah daerah akan membangunkan Kkinik Yatim dan Kaum Duafa sebagai tempat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh. Dan dalam hal ini Bupati dengan tegas agar biaya pengobatan anak yatim gratis.
“Karena kalian kuliah atas sumbangan orang dan kalian dari anak yatim-piatu maka saya minta semua anak yatim yang berobat ke klinik wajib gratis” tegasnya.
Terakhir pesan Bupati agar tidak lupa mengaji dan terus memperdalam ilmu agamanya agar nanti menjadi dokter yang soleh solehah.
Untuk diketahui sebanyak 19 orang dibiayai kuliah non APBD diantaranya 5 orang di Fakultas Kedokteran Unram, 3 orang di Fakultas Kedokteran Unizar, sisanya di perguruan tinggi swasta lainnya, seperti di Universitas Qomarul Huda Bagu 5 orang, Universitas Nahdlatul Ulama 6 orang.