Ketikjari.cim – Lapangan upacara yang semula tertib mendadak berubah riuh. Senyum, tawa, dan ponsel terangkat memenuhi udara sesaat setelah penyerahan Surat Keputusan (SK) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) paruh waktu resmi dituntaskan.
Di tengah kerumunan itu, Bupati Lombok Tengah menjadi pusat perhatian—diserbu para PPPK yang berebut mengabadikan momen bersejarah dengan berfoto bersama.
Para PPPK, mayoritas mengenakan pakaian dinas putih-hitam, tampak antusias mendekati bupati.
Tanpa sekat protokoler, mereka berbaur, berswafoto, dan mengabadikan kebahagiaan yang telah lama dinanti. Wajah-wajah sumringah merefleksikan lega sekaligus harapan baru setelah penantian panjang sebagai tenaga honorer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dengan raut ramah dan penuh kehangatan, bupati melayani satu per satu permintaan foto. Sesekali ia berbincang singkat, menepuk bahu, bahkan memberi semangat kepada para PPPK yang kini resmi mengantongi SK pengangkatan. Momen tersebut menjadi simbol kedekatan pemimpin daerah dengan aparatur yang akan menjadi garda terdepan pelayanan publik.
“Ini bukan sekadar SK, tapi pengakuan atas pengabdian,” ujar salah seorang PPPK yang tak mampu menyembunyikan haru.
Bagi mereka, hari itu bukan hanya sereoni administratif, melainkan penanda babak baru dalam perjalanan pengabdian kepada daerah.
Penyerahan SK PPPK paruh waktu ini merupakan wujud komitmen Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dalam memberikan kepastian status dan meningkatkan kesejahteraan aparatur.
Pemerintah daerah berharap, para PPPK dapat bekerja lebih profesional, disiplin, dan berdedikasi, seiring tuntutan pelayanan publik yang kian kompleks.
Di bawah terik matahari dan riuh kamera ponsel, satu pesan mengemuka: kebijakan yang berpihak pada pengabdian akan selalu disambut dengan kepercayaan dan semangat baru. Hari itu, Lombok Tengah bukan hanya menyerahkan SK—tetapi juga meneguhkan harapan.


















